Rabu, 26 Oktober 2011

KISAH NABI YUSUF A.S.




Allah SWT berfirman:

"Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahuinya. " (QS. Yusuf: 3)

Yusuf adalah anak kesayangan Ya’kub. Mereka tinggal di Israil, Palestina. Dia paling tampan diantara saudara-saudaranya. Juga paling patuh. Sewaktu kecil, ia bermimpi sebelas bintang, bulan dan matahari bersujud kepadanya. Ya’kub melarang Yusuf menceritakan mimpi itu pada saudaranya, yang berjumlah 10 orang.

"(Ingatlah), Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."' (QS. Yusuf: 4)

"Ayahnya berkata: 'Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.'" (QS. Yusuf: 5)

Rasa sayang Ya’kub pada Yusuf dan Bunyamin (keduanya anak Rahiel) membuat iri saudaranya. Mereka berkomplot mencelakakan Yusuf.
Sebagian ingin membunuh, sebagian lagi ingin membuang jauh, sedangkan Yahudza (salah seorang saudaranya) mengusulkan agar adiknya itu dibuang ke sumur.

Dengan begitu ia akan diselamatkan dan dibawa musafir yang selalu singgah ke sumur-sumur dalam perjalanannya. Sepuluh saudara itu mendesak ayahnya untuk mengizinkan mereka mengajak Yusuf pergi.
Bunyamin yang masih kecil ditinggalkan di rumah. Mereka lalu melaksanakan niatnya. Mereka meninggalkan Yusuf dalam sumur, mengambil bajunya untuk dilumuri darah domba. Pada ayahnya, mereka menyebut Yusuf diterkam binatang liar.

"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan pernah percaya kami, walaupun kami adalah orang-orang yang benar. " (QS. Yusuf: 17)

"Setelah kembalinya kita dari adu lari, kita dikagetkan ketika melihat Yusuf telah berada di perut serigala. Kita tidak menemukan Yusuf. Mungkin engkau tidak percaya kepada kami meskipun kami jujur, tetapi kami menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Kita tidak berbohong kepadamu. Sungguh Yusuf telah dimakan oleh serigala. Inilah pakaian Yusuf. Kita menemukan pakaian Yusuf berlumuran darah sedangkan Yusuf tidak kita temukan:

"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. " (QS. Yusuf: 18)

Ya’kub tahu kebohongan itu, tapi tak dapat berbuat apapun. Ia lalu tenggelam dalam kesedihan panjang. Yusuf mendekam dalam sumur yang amat dalam dan sedikit airnya. Tak lama kemudian, para musafir datang hendak mengambil air ke sumur itu. Yusuf pun kemudian diselamatkan musafir yang menuju Mesir. Pada masa itu, hampir di setiap kota besar selalu terdapat pasar untuk menjual manusia sebagai budak.

Yusuf pun dijual sebagai budak dengan harga mahal. Ia dibeli oleh menteri kerajaan bernama Qitfir. Yusuf tumbuh sebagai pemuda berakhlak terpuji: sabar, rajin, teguh, cerdas, sopan dan shaleh. Karena ketanpanan dan pesona akhlaknya, istri Qitfir, Zulaikha, menggodanya. Yusuf yang sangat beriman kepada Allah, menolak hingga bajunya sobek.

Kejadian itu kemudian diketahui oleh sang raja. Sayangnya, Zulaikha merubah fakta. Bahkan dia menfitnah Yusuf yang berbuat tidak pantas kepadanya. Tapi, melihat sobekan baju di belakang, kerabat Zulaikha tahu bahwa perempuan itulah yang salah. Pergunjingan meluas.

Zulaikha mencoba menepisnya dengan mengundang para wanita terhormat di masyarakat itu, memberi masing-masing mereka pisau pengupas buah, dan meminta Yusuf keluar menemui mereka.

Begitu tercengang mereka melihat ketanpanan dan keanggunan Yusuf, hingga tanpa terasa tangannya teriris pisau. Namun untuk menjaga nama baik keluarga Qitfir, Yusuf tetap dijebloskan di penjara. Hal yang juga disyukuri Yusuf karena kini ia manusia merdeka. Bukan lagi budak.

Allah memberikan mukjizat kepada nabi yusuf a.s. berupa kemampuan menafsirkan atau mengartikan mimpi. Di penjara, Yusuf mentakwil mimpi dua orang tahanan. "Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi nabi) dan di ajarakan-Nya kepadamu sebagian dari tabir mimpi-mimpi." (QS. Yusuf: 6) Menurut takwil itu, seorang akan dibebaskan dan akan kembali melayani raja. Seorang lagi, mantan bendaharawan kerajaan, akan dihukum mati. Takwil Yusuf ternyata benar. Kemampuannya itu tersiar, ia diminta menakwil mimpi Raja bahwa "tujuh lembu kurus akan memakan tujuh lembu gemuk".

Yusuf menjelaskan arti atau tafsir mimpi itu, bahwa akan datang masa subur dengan makanan berlimpah ruah selama 7 tahun, setelah itu tiba masa kemarau sepanjang 7 tahun pula. Lantaran tafsirnya, Raja mengangkat Yusuf untuk menjadi menteri urusan pangan dan ekonomi (atau sebagai bendaharawan Negara).

Ketika masa subur tiba, Kerajaan Mesir meminta rakyatnya menyimpan gandum, kurma dan makanan lain sebanyak-banyaknya untuk masa paceklik mendatang. Berkat kerja Yusuf, kerajaan Mesir tetap berkecukupan pangan di saat kemarau panjang itu tiba.

Penduduk kelaparan dari berbagai daerah lain berdatangan ke Mesir untuk membeli pangan dengan sisa kekayaan mereka. Tak terkecuali anak-anak Ya’kub yang dulu mencelakakan Yusuf. Mereka tak lagi mengenali Yusuf. Mereka dibolehkan kembali ke Mesir asal membawa adiknya yang tertinggal, Bunyamin.

Pada Bunyamin-lah Yusuf mengenalkan siapa dirinya. Ia kemudian membawa Ya’kub dan seluruh keluarganya pindah dari Babilonia ke Mesir. Yusuf kemudian memafkan semua saudaranya. Dia tidak pernah dendam kepada mereka.

Selanjutnya setiap anak nabi Ya’kub memiliki suku masing-masing. Dengan demikian mereka kemudian terpisah menjadi 12 suku keturunan Bani Israil.

Mimpinya sewaktu kecil kini terbukti. Ia malah diangkat menjadi raja menggantikan raja terdahulu. Kemudian dia menikah dengan Siti Zulaikha.

Masyarakat tradisional lebih mengenal Yusuf sebagai simbol ketampanan. Banyak perempuan hamil membaca surat Yusuf dalam Quran agar anak yang dikandungnya kelak akan tampan bagai Yusuf atau cantik.

Padahal Yusuf tak sekadar tampan. Ia rasul pertama yang memimpin negara. Lebih dari itu, ia berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Foto dan Kisah Madain Soleh

thamud1.jpg “Madain” adalah kata majemuk dari Madinah yang artinya dalam bahasa Arab “Kota”. Adapun Soleh diambil dari nama nabi Saleh a.s. (صالح) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Islam yang telah diutus kepada kaum Thamud. Dan Tsamud adalah suku bangsa Arab yang bertempat tinggal di suatu kota bernama “Al-Hijr” terletak antara Hijaz dan Syam. Mereka dari keturunan Sam bin Nuh as. Al-Hijr adalah sebuah perkampungan kaum Stamud yang dahulunya sangat subur dan makmur dengan semua kekayaan alam yang dimiliki mereka.  

 thamud2.jpgDari kehebatan mereka Allah telah turunkan dalam al-Quran surat tersendiri namanya surat Al-Hijr. Rumah-rumah mereka didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Allah telah berfirman dalam surat Al-Hijir  “Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman”. Mereka diberikan Allah kenikmatan yang luar biasa, hidup mereka tenteram, sejahtera, dan bahagia, mereka merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.


 
  
thamud17.jpgKaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.  






thamud14.jpgAllah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh atau nabi untuk memberi penerangan dan memimpin kepada mereka agar keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan siksaan kepada suatu umat sebelum mereka diberi peringatan kepada mereka dan diutus kepada mereka seorang nabi yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasulNya.  


thamud11.jpgSunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan nabi Saleh as seorang yang telah dipilihNya dari suku mereka sendiri, dari keluarga mereka sendiri, dari golongan mereka sendiri yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya. Beliau terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan. 





thamud6.jpgNabi Soleh as mengajak kaumnya siang dan malam kepada jalan yang benar. Beliau berseru dan menganjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan berhala dan percaya serta beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampunan kepadaNya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan.  





thamud5.jpgAkan tetapi kaum Stamud menolak ajakan dan seruan beliau hanya sebahagian kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah nabi Saleh as dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian besar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan membangkang serta menolak ajakan nabi Saleh as bahkan mengingkari kenabiannya  








thamud4.jpgKaum stamud telah berusahan sekuat tenaga menghentikan usaha da’wah nabi Soleh as akan tetapi gagal dan tidak berhasil bahkan dilihatnya beliau semakin giat menarik mengikut pengikutnya yang telah berpihak kepadanya.  Para pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan meminta kepada nabi Soleh bukti mukjizat kebenaran kenabiannya dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia. 


kuburan-nabi-saleh-suria.jpgMaka, berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina yang keluar dari sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk. 




tempat-peras-susu-onta-nabi-soleh-di-madain-soleh.jpgDengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka:
” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini.”  



madain-saleh-1.jpgUnta itu pun berjalan di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan pada hari-hari giliran unta itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya. Hal ini menimbulkan rasa tidak senang pada yang lain dan merasakan bahwa adanya unta nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan bagi mereka. Maka timbulah niat busuk mereka untuk membunuh unta nabi Soleh.  








madain-saleh-saudi.jpgKaum Tsamud mulai mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka. Dan bertambah semangatnya mereka untuk membunuhnya setelah muncul seorang janda bangsawan yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu. Hadiah hadiah ini mengundang dua orang lekali Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif dengan bantuan tujuh orang lelaki lainnya membunuh unta nabi Soleh dalam perjalanannya ke tempat minum. Musadda’ memanah betis unta dan disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya. 
madain-saleh.jpgNabi Saleh as sangat marah dan memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih. 





madain-soleh.jpgSehari sebelum turunnya azab yang telah ditentukan, nabi Saleh as berangkat bersama para pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan kota Al-Hijr. Kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan. 
Dari kisah di atas kita bisa memetik pelajaran yang menonjol bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya. Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dosa beberapa gelintir manusia yang telah pembunuh unta nabi Saleh as.
Wallahua’lam

Kaum Madyan Nabi Syuaib

madainsaleh1


SAUDI-UNESCO-HERITAGE-AL-HIJR




Bismilahir Rahmanir Rahiim
Dalam Alquran banyak sekali dijelaskan tentang kehancuran bangsa-bangsa (kaum) yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. Di antaranya, bangsa ‘Ad (umat Nabi Hud), kaum Tsamud (umat Nabi Saleh), bangsa Madyan (umat Nabi Syu’aib), kaum Nabi Ibrahim, serta kaum Nabi Nuh.
Seperti umat lainnya, umat Nabi Saleh, yaitu kaum Tsamud, juga dihancurkan karena mereka tidak mau beriman kepada Allah SWT dan tidak mengakui Saleh sebagai seorang Nabi. Mereka dihancurkan oleh Allah SWT dengan petir yang menggelegar sehingga meruntuhkan bangunan tempat tinggal mereka.
”Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tshamud.” (QS Hud ayat 67-68).
Sebelum mereka dihancurkan dengan suara petir yang menggelegar, bangsa Tsamud ini diperintahkan untuk menyembah Allah dan mengikuti ajakan Nabi Saleh. Namun, mereka enggan melakukannya. Bahkan, ajakan itu justru dianggap menghina kaum Tsamud. Lalu, ketika diuji dengan diberikan seekor unta betina, mereka pun membunuhnya. Kemudian, Nabi Saleh memperingatkan umatnya. Cerita ini terdapat dalam surah Hud ayat 61-62 dan 65-68, Ibrahim ayat 9, Al-A’raf ayat 75-77, An-Naml ayat 47-50, Al-Qamar ayat 23-26, dan Asy-Syu’araa’ 141-158.
Karena sikap sombong dan angkuh itu, mereka pun harus menerima akibat dan dihancurkan oleh Allah SWT sebagaimana telah dilakukan pada kaum ‘Ad, umatnya Nabi Hud.
Berdasarkan hasil studi arkeologi dan sejarah terkini mengenai kehidupan dan peninggalan bangsa Tsamud ini, para peneliti arekologi berhasil menemukan dan mengungkapkan keberadaan kaum Tsamud di antara Yaman selatan dan utara Madinah yang disebut dengan nama Madain Saleh. Alquran menyebutkan, kaum Tsamud membuat rumah atau bangunan sesuai dengan gaya hidup mereka. Tsamud, seperti disebutkan dalam Alquran, merupakan fakta sejarah yang dibenarkan oleh banyak temuan arkeologis saat ini.
Menurut penjelasan Alquran, kaum Tsamud merupakan anak cucu dari kaum ‘Ad. Hal ini dibuktikan dengan temuan-temuan arkeologis tentang keberadaan dan kehidupan mereka. Dijelaskan, akar kaum Tsamud dulunya hidup di utara Semenanjung Arab yang berasal dari selatan Arabia, tempat kaum ‘Ad pernah hidup.
Sumber-sumber sejarah mengungkapkan, sekelompok orang yang disebut dengan Tsamud benar-benar pernah ada. Masyarakat al-Hijr (batu) sebagaimana disebutkan dalam Alquran adalah sama dengan kaum Tsamud. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab al-Hijr. Kata ‘Tsamud’ adalah nama dari suatu kaum, sedangkan kata al-Hijr adalah salah satu di antara beberapa kota yang dibangun oleh orang tersebut. (Lihat Ensiklopedia Islam).
Seperti umat Nabi Hud yaitu kaum ‘Ad, ahli geografi Yunani yang bernama Pliny menggambarkan bahwa Domatha dan Hegra adalah lokasi tempat tinggal kaum Tsamud. Tempat tersebut hingga kini dikenal dengan nama Kota Al-Hijr.
Sumber tertua yang berkaitan dengan kaum Tsamud adalah hikayat kemenangan Raja Babilonia Sargon II (abad ke-8 SM) yang mengalahkan orang-orang ini dalam pertempuran di Arabia selatan. Bangsa Yunani juga menghubungkan kaum ini sebagai ‘Tamudaei’, yakni ‘Tsamud’ sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolomeus, dan Pliny. Kaum Tsamud ini diperkirakan hidup pada abad ke-8 Sebelum Masehi, sekitar tahun 800-an SM.
Dalam Alquran, kaum ‘Ad dan Tsamud disebutkan secara bersamaan. Menurut para ahli tafsir, terdapat sebuah hubungan antara kedua kaum ini. Dan, kaum ‘Ad pernah menjadi bagian dari sejarah kaum Tsamud.
Nabi Saleh memerintahkan umatnya untuk mengambil peringatan dari kejadian yang pernah menimpa umat Nabi Hud (kaum ‘Ad). Sementara itu, kaum ‘Ad ditunjukkan contoh dari kaum Nabi Nuh yang pernah hidup sebelum mereka. Kaum ‘Ad mempunyai kaitan penting dengan kaum Nabi Nuh. Ketiga kaum ini mempunyai hubungan sejarah yang saling berkaitan.
Menurut Alquran, kaum yang pertama kali dihancurkan adalah kaum Nuh. Selanjutnya, kaum Nabi Luth yang melakukan hubungan sejenis (homoseksual). Kemudian berturut-turut, kaum Nabi Musa (penenggelaman Firaun), kaum Nabi Syu’aib (Madyan), kaum Nabi Hud (’Ad), dan kaum Nabi Saleh (Tsamud).
Menurut Harun Yahya dalam situsnya, umat Nabi Nuh dihancurkan pada 3000-2500 SM, kaum Ibrahim dan Luth awal tahun 2000 SM, umat Musa tahun 1300 SM, umat Hud (’Ad) 1300 SM, dan umat Nabi Saleh (Tsamud) sekitar tahun 800 SM.
Menurut beberapa sumber, urutan tersebut di atas belum sepenuhnya tepat. Namun, dari data itu, akan dihasilkan sebuah rangkaian yang sangat runtut (tertib), baik menurut Alquran maupun data-data sejarah.
Pahatan Batu
Dari beberapa keterangan yang ada, Britannica Micropedia menyebutkan:
Di Arabia Kuno, suku atau sekelompok suku tampaknya telah memiliki keunggulan sejak sekitar abad 4 SM sampai pertengahan awal abad 7 M. Meskipun kaum Tsamud kemungkinan asal-usulnya dari Arabia selatan, sebuah kelompok besar rupanya pindah ke utara pada awal-awal tahun, secara tradisional berdiam di lereng gunung (Jabal) Athlab. Penelitian arkeologi terakhir mengungkapkan, sejumlah besar batu bertulis dan gambar-gambar kaum Tsamud tidak hanya ada di Jabal Athlab, tetapi juga di seluruh Arabia tengah. (Britannica Micropedia, vol 11, hlm 672).
Pada sekitar 2000 tahun yang lampau, kaum Tsamud telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa arab yang lain, yaitu Nabataeans. Saat ini, di Lembah Rum yang juga disebut dengan Lembah Petra di Jordania, dapat dilihat berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, kaum Tsamud ini memiliki kemahiran dan keahlian dalam bidang pertukangan (ukiran dan pahat memahat).
”Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS al-A’raf: 74)
Menurut Brian Doe, seorang peneliti arkeologi tentang keberadaan kaum Nabi Hud dan kaum Tsamud di Arabia selatan, kaum Tsamud ini dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat di dinding-dinding batu. Tulisan yang secara grafis itu sangat mirip dengan huruf-huruf Smaitic (yang disebut Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia selatan sampai ke Hijaz. (Brian Doe, Southern Arabia, Thames and Hudson, 1971, hlm 21-22)
Tulisan yang pertama ditemukan di daerah utara Yaman tengah yang dikenal sebagai Tsamud, ini dibawa ke utara oleh Rub’ah Khali ke selatan dan Hadramaut serta oleh Shabwah ke barat.
Seperti halnya kaum ‘Ad, peninggalan kaum Tsamud banyak ditemukan di daerah sekitar Hadramaut, Yaman. Walaupun telah dihancurkan oleh Allah SWT selama ribuan tahun lalu, namun hingga kini sisa-sisa peninggalan mereka (berupa bangunan dan karya seni) masih dapat ditemukan di sekitar Hadramaut dan di Kota Madain Saleh, sebelah utara Madinah

Kaum Terdahulu yang Dimusnahkan

Berbagai polemik dunia sedang bergejolak. Permasalahan akhir zaman rupanya telah lama-lama muncul lengkap dengan kaum yang berulah di dalamnya. Diantaranya banyaknya kriminalitas terjadi di mana-mana. Banyak orang tidak berbakti kepada kedua orangtua. Kurangnya rasa kepercayaan diri untuk berjihad di jalan Allah.

Berbagai makanan dan minuman haram pun tak luput menjadi sajian utama masyarakat yang tidak tahu hukum halal haram, atau mungkin memang mereka tidak mau tahu. Banyak orang yang bersikap semena-mena dan sombong. Padahal islam telah melarang untuk bersikap sombong. (Saya sengaja menyediakan banyak link untuk mengetahui artikel lebih lanjut agar kita banyak belajar, banyak tahu. Jadi harap dibaca yah!).

Sebenarnya, dari dulu telah terjadi kerusakan moral dan etika yang dikenal dengan zaman jahiliyah (kebodohan). Mereka adalah kaum yang dilaknat oleh Allah SWT dan diabadikan di dalam Al Quran. Allah telah menerangkan di dalam QS. At Taubah {9}:70
"Belum datangkah kepada mereka berita penting tentang orang-orang sebelum mereka, yaitu (kaum) Nuh, 'Aad, Tsamud, Kaum Ibrahim, Penduduk Madyan, dan negeri-negeri (lainnya) yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rosul-rosul dengan membawa keterangan yang nyata. Maka Allah tidaklah sama sekali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
Siapa sajakah mereka? Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Kaum Nuh

Dalam bahasa inggris, mungkin menjadi Kaum Noah. Mereka adalah kaum yang durhaka. Padahal ada yang meriwayatkan usia Nabi Nuh mencapai 900 tahun. Selama itu, pengikut Nabi Nuh as hanya berjumlah puluhan saja. Lalu Nabi Nuh berdoa akan disegerakan hukuman bagi kaumnya. Allah lalu menurunkan hujan yang sangat deras dan mata air yang memancar dari bumi hingga terjadi banjir dahsyat. Kaum nuh yang soleh di selamatkan Allah di dalam kapal besar. Di samping adalah perkiraan lokasi kapal Nabi Nuh.
Kaum 'Aad (Kaum Hud)


Mereka adalah kaum Nabi Hud as. Mereka tinggal di tempat yang bernama "Al Ahqaf" terletak di utara Hadaramaut, Antara Yaman dan Umman. Jangan heran dengan kebengisan kaum yang satu ini. Mereka tidak segan-segan menindas yang lemah dan bertindak sewenang-wenang. Sifat-sifat sombong, iri, tamak telah menjadi sifat mereka. Sudah menjadi ketentuan Allah, bahwa Allah akan menghancurkan kaum yang berbuat kerusakan.
Kaum Tsamud (Kaum Shaleh)


Kaum ini pernah melakukan sayembara untuk membunuh Nabi Shaleh. Namun atas kebesaran Allah, Nabi Shaleh terselamatkan. Kemudian Allah memberikan unta yang keluar dari batu sebagai mukjizat atau keajaiban tanda kerosulan Nabi Shaleh untuk Kaum Tsamud. Namun, mereka malah membunuh unta tersebut. Allah mengadzab dengan halilintar yang dahsyat disertai gempa bumi berskala besar. Istri Nabi Shaleh juga merupakan kaum yang durhaka dan dimusnahkan.Kaum Sodom (Kaum Luth)


Pernah mendengar isltilah tersebut? Jangan heran bila Sodom sebenarnya adalah nama kaum terdahulu. Mereka adalah kaum Nabi Luth as. Mereka telah diberikan kelebihan pengetahuan di masa mereke. Akan tetapi, mereka melakukan tindakan keji yaitu homoseksual. Mereka lalu dihukum oleh Allah dengan menjungkirbalikkan negeri mereka. Mungkin jika kita mengenal Danau Mati, itulah Danau Luth.

Kaum
Madyan ( Kaum Syuaib)
Mereka tidak mau mendengar seruan Nabi Syuaib. Mereka malah menuduh beliau sebagai tukang sihir da tukang sulap yang ulung dikarenakan mukjizat yang Allah berikan kepada Kaum Madyan. Mereka menantang Nabi Syuaib untuk menurunkan adzab (hukuman) kepada mereka jika hal itu benar. Setelah Nabi Syuaib berdoa, maka Allah memberi udara yang sangat panas, kering. Kemudian terdapat awan hitam, disangkanya adalah hujan. Ternyata mereka terkena petir dan percikan api dari awan hitam. Kemudian disusul dengan gempa yang bergemuruh.

Setelah mendengar ulasan singkat tersebut, masihkah kita menentang ajaran Allah? Jadikanlah hal ini sebagai renungan bagi umat Islam. Allah telah mengabadikan jasad mereka dan tempat tinggal mereka sebagai pelajaran bagi kaum selanjutnya dan kaum yang mau mengambil hikmah (pelajaran).
Wallahu a'lam bish showab

Nabi Salih as



Nabi Saleh a.s. (صالح) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Islam dan telah diutus kepada kaum Thamud. Baginda telah diberikan mukjizat iaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah yakni bagi menunjukkan kebesaran Allah S.W.T kepada kaum Thamud. Malangnya kaum Thamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh a.s. malah mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat iaitu dengan satu tempikan daripada Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur berkecai.

Tsamud adalah nama suatu suku yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.
Nabi Saleh berdakwah kepada kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:”Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu.”
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:” Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Saleh menjawab: ” Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu.”
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah memberi mukjizat kepada Nabi Saleh a.s.
Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: ” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini.” Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereks serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:” Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
[sunting] Turunnya azab Allah yang dijanjikan

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendebgar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang iaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Kisah Nabi Saleh dalam al-Quran
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A’raaf, ayat 73 hingga 79, surah “Hud” ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah “Al-Qamar” ayat 23 sehingga ayat 32.
Pengajaran dari kisah Nabi Saleh a.s.
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu

ALASAN LO LO SEMUA HARUS MENINGGALKAN PACARAN

Quantcast
1. Pacaran itu ga jelas hubungannya [suami istri bukan, sodara bukan,] tapi bermesra-mesraan seakan2 itu suami istri. Dan nanti ketika Kebobolan maka si Laki2 dgn bebas meninggalkannya.. tidak ada hukum pidana dlm hal hamil diluar nikah karna suka sama suka.
2. Laki2 yg pacaran tidak Jentel..!! hanya berani main-main saja.. tidak serius untuk mencintainya.. tidak berani langsung ngomong ke ortunya.. berjuta alasan muncul untuk menunda nikah dan membenarkan pacaran..dgn alasan untuk mengenal sicalon pasangan..
3. Perempuan yg pacaran itu murahan, mereka mudah sekali melepas kehormatan n wibawa dia kepada seorang lelaki tanpa ada ikatan yg sah. mudah putus dan cari pacar lagi.. bener2 murahan
4. Ga ada yg menjamin bahwa pacaran itu bakal sampe nikah, kalo pun sampe nikah.. pasti isi pernikahanya sering kali diwarnai kericuhan.. percaya ga percaya..Percayalah..!! karna ketika pacaran, sering kali berkomunikasi dgn pacarnya..kadang mesra, romantis.. kadang juga bertengkar..!! namun apa yg akan terjadi bila sepasang wanita n laki2 ini bertengkar tanpa ada ikatan yg jelas yg bisa membentengi setiap masalah kehidupan..? maka yg terjadi adalah Putuss.. kemudian cari pacar lagi, putus lagi, capi pacar lagi n putus lagi..[kaya lagu ST2Gelas]
5. Ketika pacaran, mungkin mereka berharap bahwa dialah manusia terakhir yg akan mencampinginya utk mengharungi bahtera rumah tangga.. btul ga..? tapi, tahukah anda.. dibalik itu ternyata sipasangan memperhatikan, meneliti dan menilai anda.. didalam hatinya “apakan dia pantas menjadi pendampingku,

sedangkan tingkah lakunya seperti itu, dan aku sudah tau kebiasaan buruknya”
6. Pacaran itu isinya Bohong semua..!! didepan pasangan pura2 sok romantis, kata2nya disaring betul2 sehingga yg terlontar hanya kata2 yg baik2 saja.. ketika mau ketemuan pura2 Mandi, dan-dan, make minyak wangi.. pura2 menjaga perasaaannya.. pura2 perhatian, sms rayuan gombal.. terkadang memberi nasihat yg islami seolah2 mereka pacaran islami.. Sory ya di Islam ga ada Pacaran Islami.
Dan kalaupun pasangan ini menikah makan yg terjadi adalah kericuhan, karna masing2 pihak merasa dibohongi ketika pacaran..!Mana tutur kata manismu ketika pacaran dulu.?Mana sms mesramu ketika pacaran dulu..?Mana tubuh wangimu ketika ingin menjumpaiku dulu.?Mana…? mana…? mana…??
Berbeda dengan Langsung Nikah… :
1. dari awal ketemu Jujur2an. masing2 pasangan mengutarakan “niat saya begini, sifat saya begini, dan beginilah saya adanya.. klopun ada kekurangan silahkan ditutupi kemudian dilengkapi”
2. Penuh tanggung jawab. atas sakitnya pasangan anda, makanya, tidurnya, tempat tinggalnya, pakaianya, dll
3. Menjadi laki2 kesatria, tangguh n jentelmen.. ketika dia suka dgn seseorang maka dia langsung istikhoroh kemudian ta’aruf ke calonnya, klo cocok langsung melamar dan aqad.. tidak ada main2 didalamnya
4. Nikmatnya pacaran setelah nikah. segala yg dilakukan oleh suami istri adalah halalan thoyyiban* duit n waktu yg terbuang tidak sia2 hanya untuk pasangan anda..
Apalagi kita yg sudah mengaji bab pergaulan dalam islam, maka kita musti sadari bahwa petunjuk2 yg diberikan Rosululloh sungguh2 terbukti membawa kebarokahan dan kebahagiaan bagi orang2 yang beriman.
Jadi gimana? masih terpikir untuk pacaran??




Perbandingan Tinggi Nabi Adam dgn Manusia Sekarang


Nabi Adam tubuhnya sangat kekar dengan tinggi 60 hasta seperti di jelaskan oleh Rasullulah.
kata rassullulah “Allah menciptakan adam dengan tinggi enam puluh hasta. Kemudian setelah Adam, makhluk itu semakin berkurang tingginya seperti sekarang ini“ (HR.Bukhari), hadis ini juga ditemukan dalam riwayat imam Muslim dan imam Ahmad, namun dalam sanad yg berbeda.
1 hasta = 45,72 cm. maka dengan begitu tinggi nabi adam adalah 27,432 meter.

Hasil survey para ahli di Amerika, orang2 Amerika yg mengklaim bangsa yg mempunyai postur paling tinggi di dunia, tingginya semakin berkurang akibat banyak mengkonsumsi makanan yang sudah diawetkan.
Apalagi orang Indonesia, saya lihat sewaktu orde lama postur tubuh orang Indonesia cukup tinggi2, termasuk saya.
Tapi keturunan manusia Indonesia jaman sekarang makin kecil/menyusut.
Apa karena ortunya juga kena imbas makanan yg banyak mengandung bahan pengawet yach?

Misteri Terbelahnya Bulan

“Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah
(Q.S. Al-Qamar: 1)”
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya: Apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?
Maka saya menjawabnya: “Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu”.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah SAW membelah bulan. Kisah itu adalah di masa sebelum hijrah dari Mekah Al-Mukarramah ke Madinah.
Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok) ?”Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ?”Mereka menjawab: “Coba belahlah bulan …”
Maka Rasulullah SAW pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya. Maka Allah SWT memberitahu Muhammad SAW agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya.
Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”.
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Mereka lantas menunggu-nunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!!!”.Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar).
Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …..” sampai akhir surat Al-Qamar.

Object Luar Angkasa Terjauh Yang Dapat Dilihat

Objek terjauh yang bisa dilihat adalah sebuah galaksi yang masih belum memiliki nama,
pengenalnya hanyalah sebuah kode, A1689-zD1.
Galaksi ini hanya bisa dilihat dengan menggunakan teleskop terkuat dengan teknologi terbaru yang pernah dibuat manusia sampai saat ini,
Teleskop ruang angkasa Hubble yang di gabung dengan Teleskop ruang angkasa Spitzer.
Tidak hanya itu, untuk dapat melihat galaksi ini merukapan hal yang tidak mudah.
Selain menggunakan NICMOS-nya Hubble yang di gabung dengan Spitzer,
para ilmuan yang ngurus hal-hal ginian harus juga melakukan beberapa trik yang disebut dengan Gravitational Lensing atau lensa gravitasi.
Wow…!!! Bayangkan betapa luasnya alam semesta ini.
Bintang terdekat dengan kita, Matahari, hanyalah sebutir pasir diantara seluruh pasir yang ada di dunia ini.
Bingung? Masak sih? Ok… gini ya.
Bumi, planet tempat kita berpijak adalah satu dari 8 planet yang mengitari matahari.
Matahari adalah satu dari miliaran bintang di galaksi kita, Bimasakti.
Bimasakti adalah satu dari miliaran galaksi di alam semesta kita.
Jadi perbandinmgan diatas sangat masuk akal, walaupun — menurut saya — masih kurang.
1 detik cahaya = 300.000 km
1 tahun cahaya = 9.500.000.000.000 km
13.600.000.000 tahun cahaya adalah sama dengan 129.200.000.000.000.000.000.000 km.
Bila anda memiliki pesawat yang bisa membawa anda bulak-balik dari Jakarta ke ujung timur pulau Bali sebanyak 300 kali dalam satu detik,
maka anda akan tiba di sana setelah melakukan perjalanan selama 13.600.000.000 tahun.
A1689-zD1

Misi Jelang Natal: Kristenkan Muslim dengan Tipuan

Menjelang Natal tahun ini, umat Islam harus ekstra hati-hati, karena para penginjil Kristen mulai gentayangan menjala akidah umat Islam dengan cara-cara yang licik. Di Medan Marelan, para penginjil menjebak akidah umat dengan menyebarkan buku “Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan.”
Isi buku 120 halaman ini tidak jelas dan menyesatkan akidah umat Islam. Ustadz Syahrul, Ketua Ikatan Dakwah Indonesia Cabang Medan Marelan, mengatakan, jamaah pengajiannya di Medan Marelan membeli buku “Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan” di sebuah toko, karena mengira buku ini adalah bacaan umat Islam.
Di dalam buku ini, jelasnya, ternyata setelah halaman sampul ada disebutkan judul bukunya rahasia doa-doa yang dikabulkan, doa-doa pengikut Isa Al-Masih. Pada buku ini banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur’an. “Jadi apa kaitannya surat-surat di dalam Al-Qur’an ada dalam buku rahasia doa-doa dikabulkan pengikut Isa Al Masih, anehnya lagi ada ayat kursi. Ini kan salah besar dan menyesatkan,” imbuhnya, Jumat (11/12).
Hal ini, paparnya, telah meresahkan umat muslim khususnya yang ada di Medan Marelan. Sebab, buku-buku yang menyesatkan terus beredar, bahkan sistem penjualannya berada di pasar dan dari rumah ke rumah. Tentunya, sistem inilah yang bisa dikhawatirkan merusak dari ajaran Islam yang ada. Karenanya, ia meminta aparat untuk menindak penulis dan penerbit buku tersebut.
“Kami berharap agar aparatur penegak hukum segera bertindak terhadap penulis dan penerbitnya,” pintanya.
Misi kristiani yang meresahan umat Islam di Medan Marelan itu juga mendapat sorotan tajam dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Medan. Salman Alfarisi, Ketua Dewan Syariah Daerah (DSD) DPD PKS Kota Medan, mendapat banyak laporan warga atas penyebaran buku Kristen berkedok Islam itu.
Salman merinci, buku ini sangat tidak jelas peruntukannya, sekilas seperti buku Islam, karena terdapat idiom-idiom Islam dan pengutipan ayat-ayat Al-Qur’an. Namun dengan pencantuman kalimat “Doa-doa Pengikut Isa Al-Masih” pada halaman depan, terkesan bahwa buku itu adalah bacaan Kristen.
“Bila ditujukan untuk umat Muslim, harusnya tidak ada isinya doa dari kitab lain (Bibel). Tapi seandainya buku ini diberikan kepada umat kristiani, mestinya tak ada kutipan ayat-ayat Al-Qur’an,” simpulnya.
Atas dasar itulah Salman menyebut buku tersebut sebagai buku penyesatan aqidah yang berdampak langsung pada hubungan Islam dan Kristen, bila peredaran buku tersebut dibiarkan. Untuk itu, pihaknya meminta aparat untuk melarang dan menarik buku ini dari peredaran, serta menindak tegas penulis dan penerbitnya. Kepada para ulama dan tokoh agama, Salman meminta agar buku ini diharamkan bagi umat muslim.
Beredar sejak lima tahun lalu di Aceh
Ternyata, penyebaran buku Doa Makbul di Medan itu bukan hal baru. Jauh sebelumnya, bulan Agustus 2005 tahun lalu, buku Kristenisasi berkedok Islam ini sudah menggegerkan sebagian warga Aceh. Aceh yang sudah ditimpa bencana tsunami dahsyat yang menewaskan seratus ribu jiwa lebih, harus ditambah lagi dengan bencana akidah melalui penyebaran buku “Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan.”
Menurut Heri Jauhari, relawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bertugas di Aceh sebulan setelah terjadinya gempa dan tsunami 26 Desember 2004, buku tipuan Kristen itu beredar luas dari tangan ke tangan kepada para korban bencana. Buku itu berasal dari NGO dan yayasan Kristen yang datang ke Nangroe Aceh Darussalam dengan kedok menyalurkan bantuan untuk masyarakat Aceh. Buku doa makbul buatan Kristen itu disebarkan bersamaan dengan pembagian obat gratis yang bertuliskan I Love Jesus.
Pernyataan itu diperkuat oleh data yang dimiliki Syahdan, seorang kader PKS di Desa Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Sepengetahuannya, buku itu disebarkan oleh Yayasan Kreasi yang berkantor di Desa Limprok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Liciknya Kristenisasi Berkedok Islam
Buku berjudul “Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan” banyak meperdaya kaum awam. Tak sedikit umat Islam yang membeli buku ini karena mengira buku itu sebagai buku tuntunan ibadah islami.
Mereka terkecoh dan mengira buku ini sebagai bacaan Islam, karena tampilan buku ini penuh dengan idiom-idiom Islam.
Pada sampul depannya terdapat kaligrafi khat Arab “Ya robbi,” yang ditulis oleh Hanan El-Khouri. Pada halaman judul, disebutkan bahwa buku tersebut diterbitkan oleh Tunas Isai, setting dan layout dikerjakan oleh El-Quds Comp. Istilah-istilah Islam pun berjejal dalam buku setebal 120 halaman tersebut, misalnya: alhamdulillah, allohumma, ya robbi, Allah Ta’ala, dll.
Pengelabuan lainnya, Hanan menerjemahkan istilah teologi Kristen menjadi istilah-istilah Arab, misalnya: Yesus diterjemahkan menjadi Sayyidina Isa Al-Masih, Yesus juru selamat penebus dosa seluruh dunia diterjemahkan menjadi Mukhalishul-‘Alam, Injil Yohanes diterjemahkan jadi Bisyarah Yahya, dll.
Umat Islam awam semakin percaya buku itu sebagai bacaan Islam, karena dalam buku tersebut banyak dikutip ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain: Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Baqarah, Al-A’raf, As-Sajdah, Al-Mu’min, Ar-Ra’d, dll.
Perhatikan muqadimah buku tersebut: “Alhamdulillah, dengan mengucap syukur ke hadhirat Allah semata-mata, yang telah melimpahkan ni’mat dan karunia-Nya sehingga buku kecil berjudul Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan ini dapat terbit” (halaman iii). Luar biasa islami!
Berikutnya, pada bab I (hlm. 1-15) buku ini secara khusus memaparkan makna doa yang digali dari ayat-ayat Al-Qur’an, bahwa doa itu membuka komunikasi untuk mendekatkan diri (taqarrub) dan mengingat (dzikir) kepada Allah serta mengagumi kebesaran dan kekuasaan-Nya (hlm. 2).
Kemudian Hanan mengutip doa-doa Al-Qur’an lengkap dengan nas Arab, transeliterasi dan terjemahannya, antara lain: surat Al-Fatihah 1-7, surat Al-Alaq 1-5, surat Al-Falaq 1-5, surat Al-Ikhlas 1-4 dan surat An-Nas 1-6, surat Al-Baqarah 255 dan doa dalam hadits Shahih Bukhari. Hanan memuji doa-doa tersebut dengan kalimat yang sangat indah: “Dan lebih penting lagi, doa-doa tersebut sangat indah dan bermakna universal, sehingga bisa dijadikan teladan oleh semua orang” (hlm. 3). Sampai di sini pun belum nampak identitas kekristenan buku itu.
Tapi, sepandai-pandai meramu bahasa, tapi yang namanya doktrin ketuhanan tidak bisa ditutupi, karena kekafiran dan ketauhidan adalah dua hal yang jauh berbeda dan tak dapat dicampuraduk. Kekristenan buku Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan mulai nampak pada ujung bab I diakhiri dengan dua buah kaligrafi bertuliskan “Al-mahabbatu hiya takmiilun-naamuus” (Kasih adalah kegenapan hukum agama) yang diambil dari Bibel, surat Paulus kepada Jemaat di Roma pasal 13 ayat 10.
Kekristenan buku ini nampak terang pada Bab II berjudul “Rahasia Doa-doa yang Makbul dalam Injil” (hlm. 17–35). Pada halaman 33-4 ditulis sbb:
“Sebelum kita memanjatkan permohonan untuk kepentingan hidup kita, lebih dahulu wajiblah kita mengucap syukur kepada-Nya karena rahmat dan ni’mat-Nya. Dan yang lebih penting lagi, kita memohon pengampunan atas dosa-dosa kita melalui syafa’at Isa Al-Masih. Jadi, kalau kita berdoa dalam nama Sayyidina Isa Al-Masih, Kalimatullah Al-Hayat (Firman Allah yang Hidup), dia berkenan menjadi pengantara bagi kita, dan memberikan syafaat atas dosa-dosa kita di hadapan Allah Yang Maha Adil” (hlm. 33-34).
Itulah inti ajaran buku ini, yaitu menggiring pembaca secara perlahan agar mohon pengampunan dosa melalui Yesus Kristus, karena dialah satu-satunya pribadi yang dalam doktrin Kristen diyakini sebagai orang yang dapat menebus dosa manusia dengan darah kematiannya di tiang salib.
Dari sini, nampak jelas bahwa kutipan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bab I itu dipuji-puji untuk diselewengkan sebagai alat pembenaran terhadap doktrin Kristen tentang dosa waris dan penebusan dosa. Itulah liciknya Kristenisasi. [taz/dna].
Disalin dari Voice of al-islam, Tanggal Akses 04 Agustus 2010, Pukul 8:20 Wita

Keajaiban

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Qur’an Surat Albaqarah 164).
allahinhand
Kalau kita perhatikan maka Tulisan Allah sudah apa pada tanggan kanan kita..
allahwritteninear
Tulisan Allah Pada Telingga Seorang bayi…
gempa
Sebuah Masjid Di Turki.. Setelah Gempa yang begitu dasyat.. dengan izin Allah…
redrose_b
Pada tanggal 31 oktober 1999 telescop Hubble milik NASA berhasil mengabadikan gambar sebuah ledakan bintang yang menyerupai bunga mawar. Hali ini sudah di sebutkan oleh Al-Qur’an 1400 th yang lalu.
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.” (Qur’an : 55:37)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”(Qur’an : 55:38)
indomosque1
Masih ingat anda pada Tsunami yang melanda Indonesia??.. Kebesaran Allah di perlihatkan kepada kita..
indomosque2
Masjid di Indonesia…
indomosque3
Majid Di Indonesia
indomosque4
Lagi..
indomosque5
satellite
Madinah dan Makkah Sangat Bercahaya…
tree_ruku2
Sebagian Gambar dari page ini saya hapus karena saya takut menimbulkan fitnah diantara kaum muslimin sendiri.
Wassalam

Misteri Penciptaan Adam a.s

  (Mysteri of Adam a.s Creation)


Bekas tapak kaki Nabi Adam a.s di Sri Langka

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan khalifah di muka bumi. Maka malaikat berkata: Adakah Engkau akan menciptakan manusia yang akan berbuat kerosakan dan saling menumpahkan darah di muka bumi? Sedangkan kami sentiasa mensucikan Engkau dengan memuji Engkau dan juga selalu mensucikan Engkau. Maka Tuhan berkata: Sesungguhnya aku lebih mengetahui semua yang tidak kalian ketahui. " (Al-Baqarah. 30 )
Ayat di atas adalah ayat yang mengemukakan tentang pemberitahuan Allah kepada para malaikat yang akan menciptakan seorang khalifah dimuka bumi, dari ayat diatas akan muncul pertanyaan, kenapa malaikat sudah mengetahui kalau manusia yang akan diciptakan tersebut akan berbuat kerosakan dan saling menumpahkan darah. Sedangkan manusia itu sendiri baru akan diciptakan, Adakah manusia sebelum Adam as yang sudah dicipta dan sudah saling menumpahkan darah? Seandainya sudah ada manusia sebelum Adam yang berbuat kerosakan dan saling menumpahkan darah, maka siapa manusia tersebut?, seandainya belum ada manusia itu, kenapa malaikat sudah mengetahui bahwa manusia itu kelak akan berbuat kerosakan dan saling menumpahkan darah (saling berperang), adakah malaikat sudah mengetahui sesuatu yang belum terjadi?

Dalam ayat diatas ada perbedaan kata-kata yang dikatakan Allah dengan kata-kata yang diucapkan malaikat, dalam firman-Nya, Allah mengatakan bahawa la akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi “Ini Ja'ilun fil arldhi khalifah” sedangkan malaikat menganggapnya, bahwa khalifah yang di maksud Allah adalah manusia yang sudah berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah “Man yufsidu fiiha wa yasfiqu ad-dimaa'a”. seandainya memang khalifah yang akan diciptakan Allah ini seperti manusia sebelumnya, maka Allah tidak perlu memberitahu kepada malaikat. Namun karena manusia yang akan diciptakan oleh Allah ini adalah berbeda dengan manusia sebelumnya, maka Allah memberitahukan kepada malaikat, bahwa Allah akan menciptakan lagi seorang manusia yang akan dijadikan khalifah dimuka bumi. Untuk itu Allah menguatkan perkataan-Nya dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui semua yang kalian tidak ketahui”.
Manusia yang kemudian di ciptakan oleh Allah ini adalah Adam, seorang manusia yang diciptakan dari tanah dan bukan seperti manusia sebelumnya yaitu golongan jin yang berbuat kerusakan dan saling berperang menumpahkan darah dan selalu disebut manusia oleh para malaikat. (Jallaludin Muhammad dan Jallaludin Abdi Rahman Tafshir Al-Jalallain Juz I hal.6. Toha Putra Semarang

Proses penciptaan Adam ini diterangkan oleh Ibnu Abas RA: Allah menciptakan Adam AS dari sari pati tanah yang diambil dari seluruh penjuru dunia, kepalanya diambilkan dari tanah yang kini didirikan Baitul Maqdis Palestina, wajahnya diambilkan dari debu syurga, telinganya diambilkan dari tanah bukit Tursina, kening dan dadanya diambilkan dari tanah negara Irak, gigi dan matanya di jadikan dari air telaga Kautsar, tangan kanannya dibuat dari debu tanah tempat berdirinya Kabah, tangan kirinya dibuat dari tanah Faris, kedua kakinya dari tanah yang Hindi, tulangnya dibuat dari debu yang dikumpulkan dari gunung-gunung, perutnya dari tanah Khurosan, hatinya diciptakan dari debu syurga Firdaus, dan lidahnya dibuat dari tanah Thoif. (Imam Abdi Rahman bin Ahmad Al-Qhadhi Daqaiqul Akhbar Hal.3 Nur Asia Semarang)

Sedangkan secara ilmiah, Allah menceritakan proses kejadian Adam dalam Al-Qur'an diantaranya didapati dalam 7 tempat, yaitu:
  1. dan
  2. Dalam surat Ar-Rahman ayat 14: “Dia menjadikan manusia dari shalshal (Tanah kering) kal-fakhar (seperti tembikar)”.
  3. Dalam surat Al-Hijr ayat 28: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia dari shalshal (tanah kering) dari hamain (lumpur hitam)”
  4. Dalam surat As-Sajdah ayat 7: “... Yang menciptakan manusia dari thien (tanah)”
  5. Dalam surat As-Shaffat ayat 11: “Sesungguhnya Aku telah menjadikan mereka dari thien al-lazib (tanah liat)”
  6. Dalam surat Ali Imran ayat 59: “... menjadikan Adam dari thurab (debu)”
  7. Dalam surat Al-Hijr ayat 29: “Maka setelah Aku sempurnakan fisiknya dan kutiupkan ruh-(ciptaan)-Ku kepadanya maka tunduklah dengan bersujud”
Ayat-ayat tersebut adalah ayat yang menceritakan proses kejadian manusia pertama ini baik dari segi jasmaniah maupun rohaniyah, baik dari bentuk atau fisiknya maupun dari ruhnya. Dalam ayat pertama; Ar-Rahman 14, Allah menceritakan bahwa manusia pertama itu diciptakan dari “Shalshal”. Arti Shalshal menurut kamus Arab Indonesia karangan Prof. H. Mahmud Junus adalah Tanah liat yang dapat dibuat belanga (Prof. H. Mahmud Junus Kamus Arab – Indonesia Hal. 220 Yayasan Penyelenggara Penterjemah / Penafsiran Al-Qur’an Jakarta 1973) yang dalam bahasa Jawa disebut lemah lempung. Dan yang dimaksud dengan “Shalshal” dalam proses penciptaan manusia ini adalah zat pembakar (Oksygent). Kata keduanya masih dalam ayat ini adalah “Fakhar”. Arti dari kata ini dalam kamus yang sama adalah tanah Tembikar atau tanah yang dibakar, sedangkan yang dimaksud dari kata ini dalam proses kejadian Adam adalah zat arang (Carbonium). Dalam ayat kedua; surat Al-Hijr 28 Allah menyebutkan dalam proses penciptaan Adam ini dengan kata “Hamain”. Secara bahasa, kata Hamain berarti tanah lumpur hitam dan dalam proses kejadian manusia, kata Hamain dimaksudkan kepada zat lemas (Netrogenium). Ayat ketiga; As-Sajdah 7 menyebutkan kata “Thien” dalam proses penciptaan Adam. Arti kata Thien secara bahasa adalah tanah / lumpur / pasir atau tanah kapur, sedang dalam hal ini, kata maksud dari kata Thien adalah atom zat air (Hidrogenium). Proses lainnya, ayat keempat; Surat As-Shaffat ayat 11 disebutkan kata “Lazib” yang dalam bahasa berarti tanah lumpur dan dalam proses kejadian manusia maksud dari Lazib adalah zat besi (Ferrum). Dalam surat kelima; Ali-Imran ayat 59 disebutkan kata “Thurab”. Secara bahasa artinya debu dan dalam hal ini maksud dari kata Thurab adalah unsur-unsur zat asli dalam tanah (Zat Anorganis).
Zat ini baru bisa terjadi setelah melalui persenyawaan antara Fakhar (Carbonium yaitu zat arang) dengan Shalshal (Oksygent atau zat pembakar), Hamain (Netrogenium atau zat lemas) dan Thien (Hidrogenium atau zat air). Atau persenyawaan antara ayat 14 kata Fakhar surat Ar-Rahman dan kata Shalshal dalam ayat itu dengan ayat 28 surat Al-Hijr dengan kata Hamain dan kata Thien dalam ayat 7 surat As-Sajdah. Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silicium dan Mangaan yang disebut Lazib (zat Anorganis) dalam surat As-Shaffat ayat 17. Setelah melalui persenyawaan tersebut lalu terbentuklah zat Protein yang disebut dengan kata Thurab seperti dalam ayat 59 surat Ali Imran. Salah satu zat utama dalam pembentukan Adam adalah Kalium yang, banyak terdapat dalam jaringan tubuh teristimewa didalam otot-otot. Zat ini sangat penting karena berperan dalam proses hayati yaitu pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya Proteinisasi maka menjelmakan proses pergantian yang disebut Subtitusi, setelah mengalami subtitusi lalu menggempurlah electron-electron sinar Cosmis yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi) atau sebab ujud (Cause Fortnatis), sinar Cosmis ialah sinar yang mampu merubah sifat zat yang berasal dari tanah untuk pembentukan badan kasar (Jasmaniah) seperti badan, kepala, tangan, kaki dan lain-lainnya hingga terbentuklah sosok fisik Adam. (KH. Bahaudin Mudhari Dialog Masalah Ketuhanan Jesus Hal. 75 -78. Kiblat Centre Jakarta 1981) Namun hanya sampai disini saja ilmu pengetahuan dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh jasmani Adam, dan yang selebihnya hanya Sang Pencipta saja yang mengetahuinya. Adapun ayat ke 29 surat Al-Hijr adalah ayat yang menerangkan tentang kerohanian, yaitu setelah fisik Adam terbentuk, maka ditiupkan dalam fisik itu ruh ciptaan Allah.
Masuknya ruh kedalam jazad Adam ini melalui lubang ubun-ubun dikepala kemudian ruh itu menuju otak kemudian menuju mata hingga mata bisa melihat sekujur tubuhnya yang masih terbuat dari tanah, lalu ruh itu menuju telinga hingga telinga bisa mendengar suara tasbih para malaikat, kemudian menuju hidung dan menyebabkan bersin mengeluarkan sisa-sisa debu yang ada dilubang hidungnya, lalu menuju mulut mengisi lidahnya dan kata yang pertama kali diucapkan adalah Tahmid kepada Allah, lalu ruh tersebut menuju dada dan hatinya lalu menuju perut kemudian ruh tersebut menyebar keseluruh badan hingga terbentuklah tanah itu menjadi daging, darah, tulang dan organ-organ tubuh yang lainnya. (Imam Abdi Rahman bin Ahmad Al-Qhadhi Daqaiqul Akhbar Hal.4. Nur Asia Semarang)
Ruh tersebut kemudian terpecah menjadi tiga, yang pertama bertempat di hati, yang menjadi pemimpin dari ruh yang ada sekujur tubuh dan ruh tersebut disebut dengan ruh Shulthaniyah. Ruh kedua bertempat di otak, la adalah motor penggerak dari pemikiran-pemikiran yang menggerakkan semua organ tubuh, ruh tersebut disebut dengan ruh Ruhaniyyah. Sedangkan ruh yang ketiga bertempat di darah, la mengaliri sekujur tubuh hingga semua anggota tubuh yang teraliri darah mempunyai ruh yang mempunyai indra perasa. Sedangkan yang tak teraliri darah, tidak ada ruhnya hingga tidak mempunyai indra perasa seperti rambut, kuku dan gigi yang tidak merasakan sakit ketika di potong, ruh ini disebut ruh Jasmaniyyah. Apabila seorang manusia tertidur maka ruh yang ada di otakya terbang hingga ruh yang ada di darah tak dikendalikan oleh ruh ini hingga ketika ruh yang ada di darah ini menggerakkan anggota tubuh, maka manusia tidak menyadarinya dan disebut dengan mengigau. Terbangnya ruh yang ada di otak ini membentuk suatu gambaran yang kemudian menjadi mimpi. Apabila seorang mengalami koma dalam sakitnya maka yang pergi adalah ruh Jasmaniyyah, hingga la tidak bisa mengendalikan ruh yang ada di darah yang menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Meski hati dan otaknya bisa merasakan dan menghendaki sebuah gerakan dalam organ tubuhnya seperti tangan, tapi karena ruh yang menggerakkan anggota tubuh ini tak ada, maka manusia itu tak bisa bergerak. Dan ketika manusia meninggal dunia, maka ruh yang ada dihatinya kembali ke jasadnya untuk menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya. Ruh yang ada di hatinya ini adalah ruh yang suci hingga tak bisa mengatakan sesuatu yang tidak nyata dan tak mampu untuk berdusta, karena sesungguhnya dusta atau perbuatan yang ingkar manusia kepada Tuhannya adalah karena rekayasa dari ruh yang ada di otaknya. Pembahasan ruh ini tidak bisa di jelaskan, karena permasalahan ruh ini menjadi rahasia Tuhan yang tak bisa dilogika akal manusia. Firman Allah :”Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad SAW) tentang masalah ruh, maka katakanlah : Ruh itu adalah urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit” (QS. 17 : 85)
Setelah Adam hidup dan bisa berfikir lalu Allah memberitahukan semua nama benda dan makhluk-Nya, kemudian mengemukakan kepada malaikat: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang merasa benar. mereka menjawab: Maha suci Engkau, tiada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami...” Karena malaikat tak mampu menyebut nama benda-benda dan Adam bisa menyebutkan nama¬-nama benda yang telah diajarkannya, maka Allah menyuruh kepada semua malaikat dan makhluk-makhluk hidup lainnya termasuk jin untuk menghormati Adam dengan bersujud. Tetapi satu dari mereka tidak mau bersujud, la yang benama Bal'an. Bal’an ini tidak mau bersujud karena merasa dirinya lebih mulia karena diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Dan karena sikap keangkuhan yang merasa dirinya lebih mulia dan kedurhakaannya kepada Allah dengan tidak mau menuruti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, maka la dijuluki iblis yang artinya terlaknat atau durhaka. (QS. 2 : 31-34)
Sikap keangkuhan Iblis yang merasa dirinya lebih baik: “Aku lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam diciptakan cuma dari tanah” ini yang membuat Allah murka dan mengusirnya dari syurga, “Turun kamu dari syurga! Tidak pantas kamu sombong dalam syurga, Keluar! kamu termasuk orang yang hina” Iblis dengan kedongkolannya dan keangkuhannyapun keluar dari syurga. Dalam dirinya tumbuh rasa dendam yang amat sangat terhadap Adam, la merasa dirinya terusir dari syurga tempat segala kenikmatan karena adanya Adam. Setelah permohonannya kepada Allah agar usianya diperpanjang terpenuhi, maka keluarlah sumpah Iblis: “Demi Engkau yang telah menghukum aku tersesat, Akan aku halangi mereka (Adam dan anak cucunya) dari jalan Engkau, akan aku datangi mereka dari muka, belakang, kanan dan kiri, akan Engkau temui kebanyakan dari mereka tidak akan taat kepada-Mu” (QS. 7 : 12-18)
Ketersesatan Iblis akan keangkuhannya yang menimbulkan dendam kepada Adam membuatnya tak pernah berhenti untuk menyesatkan Adam. Dengan tipu dayanya, Iblis memutar balikkan ketentuan Allah, dikatakan kepada Adam bahwa Allah melarang memakan buah ‘Fana’ karena Allah tidak menghendaki Adam menjadi malaikat atau abadi dalam syurga. Buah fana (kerusakan) dikatakannya dengan buah ‘Khuldi’ (buah keabadian), terbujuk dan tertipu oleh rayuan Iblis serta rengekan istrinya; Hawa, Adam memakan buah larangan tersebut. (QS. 7 : 20-21)


Sebagian riwayat mengatakan bahwa Iblis yang terusir dari syurga bisa masuk kedalam syurga untuk menyesatkan Adam karena merubah dirinya menjadi seekor burung, hingga Adampun tidak mengetahui kalau yang membujuknya adalah Iblis, bukan salah satu makhluk yang ikut menghuni syurga, seandainya Adam tahu kalau makhluk yang bersumpah bahwa dirinya adalah termasuk orang yang memberi nasehat itu makhluk jelmaan Iblis, tentu tidak akan diturutinya karena Allah sudah memperingatkan kepadanya agar tidak mendekati pohon larangan dan sudah diberitahukannya bahwa Iblis adalah musuhnya. (QS. 7 : 22) Namun kekuatan iman Adam untuk tidak mendekati pohon larangan itu akhirnya runtuh juga setelah istrinya terus mendesaknya agar memetik buah itu dan memakannya. Hal tentang bagaimana Iblis yang sudah terusir dari syurga bisa kembali masuk ke syurga untuk menggoda Adam atau Iblis menggodanya dari luar syurga hanya Allah saja yang tahu keadaannya.
Setelah buah itu dimakannya, maka terlepaslah semua pakaian syurga yang dikenakan oleh Adam dan istrinya. “Maka Syetan membujuk keduanya dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun Syurga” (QS. 7 : 22) Dan penyesalan tinggalah penyesalan, keadilan Allah terhadap Iblis yang terusir dari syurga juga menimpa Adam dan istrinya. Iblis terusir karena tidak memenuhi perintah Allah agar bersujud sedangkan Adam terusir dari syurga karena melanggar larangan Allah dengan memakan buah fana.
Turunnya Adam dari syurga bukanlah kesalahan mutlak Adam, karena memang itu hanya skenario Allah, seperti halnya yang difirmankan Allah dalam surat Al ¬Baqarah ayat 30 yang mengatakan bahwa Allah akan menjadikan khalifah dimuka bumi bukan di muka syurga. Dan karena itu Adam dicipta dari tanah bumi bukan dari debu syurga. Sedangkan peristiwa tentang melanggarnya Adam terhadap larangan mendekati buah kayu itu merupakan penjelasan Allah bahwa manusia selain diberi akal fikiran juga diberi hawa nafsu serta penjelasan Allah bahwa Iblis benar-benar membuktikan sumpahnya untuk menyesatkan seluruh anak cucu Adam. Sedangkan rengekan Hawa istrinya terhadap Adam adalah juga penjelasan Allah bahwa wanita memiliki nafsu yang lebih banyak daripada laki-laki.
Kedua manusia pertama itu menyesali dirinya dan memohon agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Dengan sifat-Nya yang maha Pengampun, Allah mengampuni keduanya, namun ketentuan Allah untuk menciptakan manusia dimuka bumi ini tetap berlaku. Meski keduanya diampuni oleh Allah, namun keduanya tetap harus diturunkan kebumi dan keduanya diturunkan oleh Allah secara terpisah jauh. Keadaan mereka yang sendirian dimuka bumi membuat mereka saling mencari satu sama lain, hingga beberapa lama, akhirnya mereka bertemu disebuah padang tandus di sebuah bukit yang kemudian bukit itu diberi nama Bukit Arafah (Bukit pertemuan), diatasnya kemudian didirikan sebuah tugu untuk mengenang keduanya yang saling mencari dan akhirnya bertemu.


Tragedi pembunuhan pertama oleh manusia yang dilakukan oleh anak-anak Adam Qabil dan Habil adalah karena kesombongan seperti yang dilakukan oleh Iblis. Qabil yang bersaudara kembar dengan Ikrima, keduanya dianugerahi paras yang rupawan, sedangkan adiknya ; Habil yang bersaudara kembar dengan Labudza dianugerahi paras yang tidak serupawan kakaknya. Menurut ketentuan Allah pada waktu itu adalah perkawinan yang dilangsungkan harus bersilang, Qabil mengawini Labudza dan Habil kawin dengan Ikrima. Namun Qabil yang berparas lebih tampan dari pada Habil menolak mengawini labudza yang berparas sedang saja, ia ingin mengawini saudara kembarnya Ikrima yang berparas lebih cantik. Sifat Qabil yang keras kepala ini membuat Adam sebagai ayahnya tidak bisa mengambil keputusan, hingga akhirnya keputusan diserahkan kepada Allah dengan masing-masing mempersembahkan kurban yang diletakkan diatas sebuah bukit. Diantara kedua qurban yang dipersembahkan oleh kakan beradik ini, Allah menerima kurban Habil yang berupa sayur-sayuran dari pada kurban persembahan Habil yang berupa hewan ternak dengan sebuah kilat yang menyambar kurban persembahan Habil.
Atas keputusan Allah ini Qabil harus kawin dengan saudara Habil yaitu Labudza, namun keangkuhan hatinya yang terus disemai oleh Iblis membuat ia tega membunuh Habil adiknya, dan ini adalah sebuah tragedi pembunuhan pertama yang dilakukan manusia di atas bumi.

Tragedi penumpahan darah yang dilakukan Qabil ini membuat para malaikat semakin yakin bahwa manusia yang diciptakan oleh Allah akan berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah, mereka saling berbisik bahwa sesungguhnya malaikatlah yang lebih berhak mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi “Kami (malaikat) lebih berhak menjadi khalifah dimuka bumi karena kami selalu mensucikan Engkau” dan dalam bisik-bisik para malaikat: “Tuhan tidak akan menciptakan makhluk yang lebih mulia daripada kita”, meskipun jawaban itu sudah dijawab Allah: “Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian katakan tentang merasa berhaknya kalian menjadi khalifah dan mengetahui apa yang kalian sembunyikan tentang perbisikan kalian yang merasa lebih mulia” (Jallaludin Muhammad dan Jallaludin Abdi Rahman Tafshir Al-Jalallain Juz I hal.6. Toha Putra Semarang) Tapi demi membuktikan bahwa Adamlah yang berhak menjadi khalifah dimuka bumi maka Allah memberi kesempatan kepada malaikat untuk memilih tidak hanya satu malaikat tapi sekalian dua malaikat yang di pandang paling baik untuk dijadikan khalifah dimuka bumi. Dalam hal ini maka para malaikat memilih malaikat Idza dan malaikat Tajaza.
Dua malaikat yang dipandang paling pantas untuk mewakili para malaikat menjadi khalifah dimuka bumi, dan oleh Allah kedua malaikat itu diturunkan kebumi di tanah Babil pada masa Nabi ldris AS. Allah menjadikan dua malaikat itu manusia seperti halnya manusia pada umumnya yang juga mempunyai hawa nafsu, syahwat, rasa lapar dan semua watak manusia. malaikat Ijza bergelar Harut dan malaikat Tajaza bergelar Marut.
Sebagian mufashirin menceritakan setelah keduanya turun kebumi dan menjadi manusia, keduanya mulai berdakwah dengan mentauhidkan Allah serta memerangi sihir yang dilakukan para manusia. Namun karena keduanya juga manusia yang mempunyai nafsu, akhirnya keduanya mencintai seorang wanita bernama Zahra, ketika keduanya melamarya, wanita itu meminta syarat keduanya agar menyembah sebuah berhala, tapi oleh kedua manusia jelmaan malaikat itu ditolaknya. Karena tetap dalam dorongan nafsu, akhirnya kedua manusia itu kembali melamarnya. Dalam lamaran kedua ini, wanita itu merubah syarat yang pertama dengan syarat agar keduanya membunuh seorang anak kecil hasil hubungan gelap wanita tersebut dengan laki-laki lain dan untuk kedu kalinya Harut dan Marut menolak. Tapi dalam lamaran ketiga, wanita itu mengancam tidak akan memenuhi lamaran keduanya jika Harut dan Marut tidak mau memenuhi syarat yang ketiga yaitu meminum tuak. Kedua manusia jelmaan malaikat itu berfikir bahwa syarat ini lebih ringan dosanya daripada membunuh atau menyembah berhala, maka dengan dorongan nafsu syahwat akhirnya keduanya memenuhi syarat ketiga itu dan keduanya meminum tuak yang memabukkan dan menghilangkan kesadaran mereka yang menjadi khalifah dimuka bumi.


Dalam pengaruh minuman tersebut sempat terjadilah perbuatan zina yang seharusnya tidak terjadi, dan bocah kecil yang dulu sempat ditolak untuk dibunuhnya, atas permintaan wanita ini akhirnya dibunuh juga, hingga ketika mereka lepas dari pengaruh minuman keras, barulah mereka menyesali diri dan para malaikatpun menyadari bahwa tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi tidaklah ringan seperti yang mereka duga, karenaa sebagai manusia mereka tidak hanya diberi akal tapi juga dibekali dengan hawa nafsu, lalu kedua malaikat itupun memohon ampun kepada Allah dan kemudian keduanya dihukum gantung diatas sumur Barhud dengan kepala dibawah dan kaki diatas hingga hari Kiamat tiba. Sedangkan wanita yang menyesatkan kedua manusia jelmaan malaikat itu dikutuk oleh Allah menjadi bintang Zuhra (Venus). Tapi sebagian Mufashirin lainnya berpendapat bahwa Harut dan Marut hanyalah orang yang shaleh hingga seperti malaikat, dan sebagian mufashirin lainnya berpendapat bahwa keduanya adalah orang jahat yang pura-pura seperti malaikat, namun kebanyakan dari ahli tafsir ini meyakini bahwa Harut dan Marut adalah benar-benar manusia yang dijelmakan dari malaikat. (Al-Qur’an dan Terjemahnya Footnote ke 78 Hal. 28 Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an. Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur’an. Dep. Agama Dept. Agama RI 1984)